cover buku |
Dalam perjalanan hidup, seringkali manusia melupakan hakekat dirinya. Mereka lupa atau bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali apa yang seharusnya mereka cita-citakan di dunia ini. kebanyakan mereka lebih mengejar dunia. Ada sebagian yang lebih menyukai harta yang melimpah, sebagian lagi lebih menyukai kedudukan, kehormatan dan agar dipandang manusia lain sebagai seseorang yang tinggi kedudukannya, ada sebagian lagi mencari kesenangan semu, mereka lebih menyukai hal-hal yang berbau ‘kebebasan’ walaupun lebih tepatnya dikatakan ‘kebablasan’.
Seharusnya mereka menyadari, bahwa mereka hidup tidak akan kekal, suatu saat mereka juga akan mati dan menghadap Pencipta mereka Allah jalla wa a’la dan akan mempertanggungjawabkan semua yang mereka perbuat di dunia. Kebutuhan mereka untuk mencari harta akhirat seharusnya lebih tinggi daripada kebutuhan mereka akan kekayaan dunia, kebutuhan mereka untuk mencari kedudukan yang tinggi di akhirat seharusnya lebih mereka kedepankan daripada sekedar kebutuhan untuk mendapatkan kedudukan dunia, harta dan kedudukan di akhirat adalah sesuatu yang nyata walaupun kita belum dapat untuk melihatnya apalagi menyentuh dan merasakan keindahannya, sedangkan harta di dunia hanya akan bisa kita sentuh kita nikmati selama kita hidup, itupun kalau harta dan kedudukan itu tidak dicabut terlebih dahulu oleh Pemberinya Allah sang Maha Pemberi sebelum manusia yang memilikinya mati. itupun pemilik harta dan kedudukan tidak akan mampu untuk menikmati semua hartanya sekaligus, mereka hanya mampu untuk menikmati harta yang mereka miliki sebatas apa yang mereka duduki, tiduri, sampai yang keluar dari dua lubang yang manusia miliki.
Untuk mendapatkan harta dan kedudukan akhirat, kita seharunya kembali kepada agama Allah, mempelajarinya dan mengamalkannya, bukan sebaliknya (mengamalkan baru mempelajarinya) karena “ilmu sebelum berkata dan beramal”. Dalam Islam, sesuatu yang terpenting adalah aqidah, karena aqidah adalah pokok dari Islam, sebuah hal dimana merupakan alasan diciptakannya manusia. Oleh karena itu aqidah mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam agama ini.
Untuk mempelajari aqidah dengan mudah, ada satu buku yang sangat direkomendasikan untuk dibaca, buku ini merupakan best seller dan beberapa kali dicetak (telah dicetak 7 kali). Judul bukunya adalah “Syarh Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah”, ditulis oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, diterbitkan oleh Pustaka Imam Safii bogor dengan jumlah halaman XXIV + 651 Lembar.
Buku ini menjelaskan tentang aqidah dan manhaj yang benar dari kitab para ulama terdahulu dengan dalil-dalil yang shahih dari al Quran dan As Sunnah, penjelasan para Sahabat nabi, Tabiin dan Tabiut Tabiin, serta para ulama yang mengikuti jejak langkah mereka dengan baik. Penulis berusaha mengambil rujukan yang benar dan ilmiah dari kitab-kitab rujukan yang telah diakui keotentikannya dalam masalah aqidah oleh para ulama Ahlus Sunnah dari jaman dahulu hingga sekarang. Pertama kali penulis memberikan definisi tentang aqidah yang benar, kemudian dilanjutkan dengan kata lain untk penyebutan aqidah dan istilah yang dianggap aqidah oleh masyarakat tetapi sebetulnya tidak bisa dikatakan sebagai kata lain aqidah. Setelah itu penulis menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri aqidah ahlussunnah wal jamaah, baru setelah itu menyampaikan cabang-cabang aqidah dari yang paling penting yaitu masalah tauhid, kemudian masalah-masalah selanjutnya.
Buku ini sangat layak dimiliki sebagai media belajar aqidah Islam yang benar, selain cukup lengkap menerangkan permasalahan aqidah, buku ini juga ringan untuk dibaca, dalam arti bahasanya mudah dimengerti. Dalam setiap pembahasan, penulis tidak banyak menambahkan penjelasan yang mungkin bisa mengaburkan makna atau maksud tulisan, tetapi penulis banyak mencantumkan sumber aqidah langsung yaitu dari Al Qur’an dan Al Hadits yang shahih. Inilah salah satu keistimewaan buku ini.
0 komentar:
Posting Komentar